gudnyus
21 November 2019, 13:54 WIB
Last Updated 2019-11-29T06:55:53Z
Info

Yusron Aminulloh Provokasi Pejuang Literasi di Batam

Advertisement

Gudnyus.id - Perkembangan literasi di Indonesia tumbuh menggembirakan dalam lima tahun terakhir ini. Kini jumlah aktivis literasi semakin banyak dengan gerakan yang sangat beragam. Hal inilah yang disampaikan Yusron Aminulloh saat berkunjung ke markas Pejuang Literasi Kota Batam, Rabu (20/11).

Batam menjadi salah satu kota dalam rangkaian kegiatan Tour Edukasi & Literasi pria yang akrab dikenal sebagai provokator literasi itu. Beberapa daerah lain di Kepri yang dikunjunginya adalah Kota Tanjungpinang, Penyengat dan Kabupaten Karimun.

"Simbol awal literasi kan dimulai dari daerah melayu ini. Ada Raja Ali Haji dengan Gurindam 12 yang telah melintasi zaman memberikan gambaran ke kita untuk menghadapi masalah. Karena literasi ini alat, bukan tujuan. Alat untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengatasi keadaan zaman," jelasnya.

Menurut Yusron, setiap daerah dan negara memiliki karakteristik literasinya masing-masing. Ia mencontohkan kondisi literasi di Singapura dan Malaysia yang bertetangga dengan Batam cukup berbeda. Misalkan dari sisi perpustakaan di kedua negara itu yang memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan perpustakaan di Batam.

"Parameter perkembangan literasinya berbeda, di negara lain kita tidak akan menemukan ada pegiat literasi yang gelar buku di jalan atau di mal. Kita ini punya karakter sendiri, kita punya modal sosial yang sangat kuat untuk melakukan literasi. Makanya saya justru mengajak teman-teman di Batam menemukan karakteristiknya di Batam," ungkap dia.

Yusron mengingatkan bahwa perjuangan gerakan literasi sebagai gerakan jangka panjang. Ia mengatakan hasil dari gerakan literasi yang saat ini dilakukan akan terlihat di lima tau 10 tahun mendatang. Menurutnya dibutuhkan konsistensi dan komitmen yang kuat untuk menjadi seorang pegiat literasi.

"Jangan berharap di Batam yang kota besar ini ada 100 orang, cukup 7 atau 10 orang itu sudah cukup melakukan perubahan. Jangan berharap sampai ratusan orang baru bergerak. Meski sedikit bila konsisten pasti bisa mengubah Batam," pesan Yusron.

Selain itu ia juga berpesan agar pegiat literasi di Batam saling bersinergi dan membangun komunikasi yang efektif bersama pemerintah daerah. Ia mengatakan ada cukup banyak pegiat literasi dan taman bacaan masyarakat di Batam.

"Perbanyak koleksi buku karena bicara literasi tanpa buku agak sulit. Gerakan literasi di Batam sudah bagus, teruskan. Anak-anak muda berkumpul dan bergeraklah agar menjadi kekuatan, warnai Indonesia dengan Batam dan warnai kemajuan industri kota Batam dengan literasi," pesan dia.

Sementara itu Penggagas Pejuang Literasi Batam, Nurul Mahfud mengungkapkan kehadiran Yusron Aminulloh dan kesediannya untuk berdiskusi bersama pegiat literasi di Batam menambah wawasan dan pengetahuan terkait perkembangan gerakan di Indonesia.

"Diskusi ini memotivasi semangat bagi kami pegiat literasi di Batam untuk terus membumikan budaya literasi. Selain itu kami juga mendapatkan banyak ide untuk gerakan literasi kedepan, salah satunya adalah berkolaborasi dengan gerakan literasi di Batam dan mengadakan writing camp," Pungkas Mahfud.