Bhama
13 Maret 2020, 16:40 WIB
Last Updated 2020-03-13T09:40:54Z
Insight

Kehidupan Masyarakat Yang Termakan Teknologi

Advertisement

Gudnyus.id - Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi).

Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti menjadi dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.

Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai - nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. 

Budaya kapitalisme yang mendorong prinsip hidup dengan berbagai macam cara dan strategi agar produknya laku dari target sasaran, melalui berbagai macam media dapat sesegera mungkin dikonsumsi oleh konsumen.

Apa yang dilansir oleh iklan televisi melalui media elektronik yang hampir tiap hari berdampingan dalam kehidupan, telah mengantar kita memasuki suatu gaya hidup modern dalam atmosfir masyarakat kapitalis. Realitas kehidupan merekam dengan kejernihan lensa berpikir, bahwa apa yang selama ini kita lakukan mengarungi hidup, dihiasi dengan beragam produk kapitalis sebagai suatu tuntutan hidup yang diidealkan oleh masyarakat dunia.

Berbagai Brand tingkat tinggi seperti Levi’s, Lea, Arrow, Polo, Seiko, Omega, Rolex, Parker, Nike, Adidas, Reebok, Ferari, Mercy, BMW serta merek-merek lainnya merupakan bagian dari kehidupan para esekutif, sebagai cerminan bentuk gaya hidup tinggi dan hal ini sudah menjadi konsekuensinya dari kelas-kelas dominan yang mempunyai kekuasaan sebagai pencitraan terhadap identitas diri mereka. 

“Citra diri (Self Image) dapat diterjemahkan sebagai bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, atau mungkin diartikan sebagai bagaimana persepsi orang lain memandang seseorang” (Susanto. AB, 2001). Berdasarkan dari suatu pendapat yang mengutarakan bagaimana cara orang lain memandang tentang diri seseorang itu, maka orang berusaha mempercantik dirinya dengan sesuatu yang bernilai agar orang lain yang melihatnya, mencitrakanya pada posisi kelas tersendiri.

Seseorang memiliki frame of reference jika produk yang dipakainya mempunyai nilai tersendiri hingga dapat tercermin dalam bertingkah laku. Dari sinilah tertanam niatan bagaimana caranya seseorang membentuk “penciptaan image” mereka di mata orang lain. 

Hal ini dapat kita lihat dalam realitas hidup seperti Seorang Direktur perusahaan kelas tinggi, katakanlah Si Badrun Bin Somat yang penampilannya begitu menawan, berdasi serta jas warna hitam dilapisi aroma parfum yang wangi dengan handphone Black Magic ditangan, nampak keluar dari pintu mobilnya berlogo bintang tiga itu, berjalan menuju pintu masuk kantor di kawasan Jalan Jendral Sudirman.

Bandingkan dengan orang pada perusahaan yang sama, Si Sukron Bin Kadut sebagai Manager Marketing berpakian lengan panjang serta dasi warna hijau bermotif daun pepaya, keluar dari mobil berlogo seekor kijang itu yang telah di parkir di halaman kantor dan Markonah binti Sukarni sebagai staff dengan pakaian biasa saja, telah turun dari metro mini berlari kencang dan hampir tersandung kulit durian karena diburu waktu. 

Keadaan ini akan semakin ekstrim bila dibandingkan dengan Wagiman bin codot yang berkaos oblong bergambar salah satu kandidat Pilkada dan celana pendek dengan kaki berhiaskan sandal jepit kusam serta tangkai cangkul yang bersandar di atas pundaknya itu, telah berjalan sambil menghisap rokok lokal cap jengkol menuju kebonnya.

Analogi itu hanya sebagian dari realitas kehidupan yang ada di negeri ini, keadaan ini akan menjelaskan, begitu banyaknya peristiwa tersebut menimpah di negeri ini yang katanya menjunjung tinggi sikap gotong royong dan sifat tolong menolong itu. Begitu dasyatnya pengaruh “gaya hidup” terhadap psikologi masyarakat negeri ini, sehingga dapat menciptakan kelas-kelas status sosial dan membedakan tentang kedudukan seseorang di masyarakat.

Globalisasi dan Masyarakat 
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.

Pengaruh globalisasi, sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya kemajuan teknologi yang masuk kedalam Negara dan bangsa kita. Tidak sedikit teknologi yang masuk, seperti: computer dan yang telah terlengkapi sehingga bisa jadi internet, televisi, radio, hp dan masih banyak lain sebagainya. Karena banyaknya persaingan sehingga banyak pula teknologi yang makin hari makin meningkat, apalagi pada Negara-negara yang maju, dia bisa mengeluarkan produk tiap harinya. Bahkan sampai kekehidupan keluarga, seperti radio, hp, dan yang tidak asing lagi yaitu televisi.

Televisi hampir semua kalangan kehidupan keluarga memiliki benda tersebut. Karena televisi selain menarik televisi juga bisa memberikan berbagai informasi, pengetahuan, dan hiburan. Dengan televisi bisa mengetahui kehidupan berbagai Negara. Televisi mempunyai banyak saluran/ gelombang, sehingga pemilik bisa memilih acara yang dikehendakinya, kerena mempunyai acara-acara tersendiri setiap gelombangnya.

Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. 

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh Globalisasi Terhadap Indonesia Baik itu Positif maupun Negatif adalah sebagai berikut :

1. Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan. 

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin. 

3. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa. 

Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia. 
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa. 

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang. 

Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Terutama terhadap remaja. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.

Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. 

Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh remaja. Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma.

Bagaimanapun, sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita harus melakukan seleksi terhaqdap kemajuan teknologi, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang. 

Ternyata selain berpengaruh gaya kehidupah sehari-hari, handphone juga dapat mangganggu kesehatan bagi para penggunanya. Dapat kita ketahui dari penelitian para ilmuwan tentang bahayanya penggunaan handphone. Pakar AS menuturkan, bahwa kita semestinya mengindari 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone dan ada 8 jenis pengguna handphone yang sebaiknya dihindari. Pakar terkait menunjukkan 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone yang merugikan kesehatan itu meliputi : 

1. Menggantungkan handphone dileher atau pinggang.  Bagi mereka yang Arrhytmia (tidak ada irama jantung), fungsi jantung tidak sempurna sebaiknya tidak menggantungkan handphone di dada. Jikahandphone digantung di bagian pinggang atau sisi perut mungkin akan mempegaruhi fungsi kesuburan. Cara yang lebih aman dan sehat adalah simpan dalam tas yang dibawa serta. 

2. Menempelkan handphone di telinga ketika menelepon.  Ketika menelepon dan belum tersambung, radiasi akan bertambah kuat, maka sebaiknya jauhkan handphone dari bagian kepala, selang 5 detik kemudian baru dihubungai kembali. 

3. Sinyal handphone semakin lemah ketika menempel di telinga.  Berdasarkan prinsip kerja handphone, dalam keadaan sinyal yang agak lemah, handphone akan meningkatkan daya luncur gelombang elektromagnetnya secara otomatis, sehingga intensitas radiasi bertambah kuat. Dengan menempelkan ke telinga, maka radiasi yang dialami bagian kepala akan berlipat ganda. 

4. Percakapan handphone terlalu lama.  Para ahli menyarankan, tidak baik berhubungan telepon terlalu lama, jika memamg demikian bisa mempertimbangkan memakai telepon tetap atau memeakai alat pendengar, jika terpaksa harus berhubungan denganhandphone dalam jangka waktu lama juga harus mendengar secara bergantian di kiri dan kanan telinga 1-2 menit. 

5. Sembunyi di sudut tembok dan bisik-bisik menerima telepon rahasia. Dengan bersembunyi di sudut bangunan dalam kondisi umum, penutupan sinyal di sudut bangunan tidak begitu baik, sehingga dengan demikian dapat meyababkan daya radiasi handphone dalm sudut tertentu bertambah besar. 

6. Mondar-mandir (selalu bergerak).  Sejumlah orang tanpa sadar suka berjalan perlahan ketika menelepon, selalu bergerak kesana kemari, namun tidak sadar bahwa menggerakkan posisi dapt menyababkan ketidakstabilan sinyal yang diterima, dengan demikian menyebabkan terjadinya luncuran daya tinggi dalam waktu singkat yag tidak diperlukan. 

Kesimpulannya adalah beberapa tindakan yang bisa menghindari penyalahgunaan Handphone.
  1. Menolak ajakan teman untuk menyimpan maupun melihat hal-hal yang meyangkut pornoaksi dan pornografi.
  2. Tidak membawa handphone ke sekolah atau mematikan handphone saat pelajaran berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi belajar. 
  3. Ketika berada dirumah sebaiknya mengatur waktu sebaikbaiknya antara belajar dan menggunakan handphone. 
  4. Belajar sebaik mungkin agar tidak sampai menggunakan handphone saat ujian. 
  5. Menghindari mengakses situs porno atau mendownload konten-konten porno darihandphone. 
  6. Menggunakan handphone jika diperlukan dan untuk hal-hal yang penting saja. 
  7. Memperbanyak konten-konten religi pada handphone. 
  8. Memberi kode pengaman pada handphone jika diperlukan. Dalam hal ini pengawasan dari orang tua juga sangat penting. Mengingat banyaknya kenakalan remaja yang kurang diperhatikan oleh orang tua. 
Sumber:
TEKNOLOGI DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT 
Hendro Setyo Wahyudi, Mita Puspita Sukmasari.
foto: Todayline