gudnyus
30 Juli 2020, 10:55 WIB
Last Updated 2020-07-30T03:55:13Z
BP BatamKabar Baik

Tim Modifikasi Cuaca BPPT Kembali Isi Waduk Batam

Advertisement

Gudndyus.id - Tim TMC Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali melaksanakan modifikasi cuaca di wilayah Batam untuk mengisi waduk Duriankang dan Muka Kuning. Pada hari pertama, volume hujan hasil TMC cukup signifikan  yaitu mencapai 4,44 juta meter kubik.

“Penerbangan terakhir di Batam pada akhir Juni, pesawat alami masalah teknis. Sehingga perlu perbaikan dan operasi TMC baru bisa dilanjutkan kembali pada 28 Juli kemarin. Target utama yaitu Waduk Duriankang dan Muka Kuning,  "ujar Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) di Jakarta, Rabu (29/7/2020) disela Pendidikan Lemhannas.

Operasi TMC di Batam, lanjut Tri Handoko Seto, memiliki arti penting karena menyangkut kepentingan sangat vital yaitu ketersediaan air baku bagi masyarakat termasuk industri.  "Suplai air di Batam itu hanya bersumber dari waduk saja, "ujarnya.

Sutrisno, Pelaksana Harian Kepala BBTMC mengatakan  perbaikan instrument  pesawat Piper Cheyenne II PK-TMC milik BPPT tersebut tidak bisa dilakukan di lapangan. "Instrument harus dibawa ke MRO (Maintenance Repair Overhaul) yang ada di Jakarta untuk dilakukan perbaikan.  Luas area target yang relatif sempit dan karakteristik pertumbuhan awan yg cepat pertumbuhannya di  wilayah Batam memang butuh pesawat kecil yang mampu terbang lincah, "paparnya.

Fikri Nur Muhammad, Koordinator BBTMC-BPPT Posko Batam mengatakan tim TMC mulai mengudara melaksanakan penyemaian awan di wilayah Batam pada Selasa kemarin. "Total volume air hujan yang terpantau hari ini hasil TMC kemarin  capai 4,44 juta meter kubik, "ujarnya.

Badan Pengusahaan (BP) Batam  mencatat tinggi muka air waduk hari Rabu (29/7) untuk Waduk Duriankang capai 4,36 m dpl dan Waduk Muka Kuning capai 21,38 m dpl.

Khusus operasi TMC di Batam, tim TMC menggunakan bahan semai flare yang dibakar dan ditembakkan pada target awan.  Jumlah flare yang dibawa untuk operasi TMC kali ini sebanyak 176 tabung.  Sementara Posko TMC dipusatkan di Bandara Hang Nadiem. "Flare jauh lebih efisien tidak perlukan puluhan ton garam, namun diperlukan pesawat khusus, "ujar Fikri Nur Muhammad. Operasi TMC di Batam diagendakan hingga 14 hari kedepan.

Sebelumnya, selama 15 pelaksanaan TMC di Batam, hasil analisis data curah hujan TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) menunjukkan volume hujan mencapai 79, 26 juta meterkubik. Operasi TMC di Batam pertama kali dilaksanakan untuk pengisian waduk-waduk di Batam yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau tahun lalu yang cukup panjang.