gudnyus
8 Oktober 2021, 13:12 WIB
Last Updated 2021-10-08T06:12:42Z
Literasi

Potensi Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif di Indonesia

Advertisement

 

 

Gudnyus.id - Tenaga  listrik  merupakan  salah  satu  jenis  energi yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

Oleh  karena  itu  dengan  pertumbuhan  ekonomi yang diperkirakan sekitar 7%-10% per tahun sampai tahun 2025, konsumsi listrik Indonesia akan meningkat dengan cepat. Penyediaan tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar 120 GW pada tahun 2025.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik ini sesuai  Kebijakan  Energi  Nasional  (Kepres  No.  5 Tahun 2006) harus dikembangkan berbagai energi alternatif termasuk energi terbarukan, antara  lain  panas  bumi,  mikrohidro,  surya,  angin, samudera,  biomasa  dan  nuklir,  yang  ditargetkan mencapai lebih dari 17% dari pangsa energi primer nasional.

Panas bumi, hidro dan mikrohidro  mempunyai potensi yang cukup besar untuk  dikembangkan  yaitu  potensi  panas  bumi maksimum  28,18  Gwe,  hidro  sebesar  75  GWe dan mikrohidro 450 MWe.
 
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada tahun 2025, maka sumberdaya energi terbarukan yang dapat memberi dukungan secara signifikan  adalah  panas  bumi,  biomasa  (melalui sampah,  limbah,  gasifikasi  dan  BBN)  serta  surya melalui PLTS.

Tenaga angin sesuai dengan kondisi Indonesia sangat terbatas, sedangkan tenaga kelautan secara teknis dan  ekonomis sulit dikembangkan secara besar-besaran. Tenaga surya yang telah dimanfaatkan saat ini adalah salah satu sumber yang paling menjanjikan  energi  untuk  abad  ke-21, mengingat :  

  • Bersih;  sistem  tenaga  surya  menghasilkan listrik dengan nol emisi gas CO2 atau polutan lainnya yang berhubungan dengan pemanasan global dan hujan asam.
  • Terbarukan; sistem tenaga surya dapat mengkonversi cahaya matahari alami ke dalam penyediaan energi yang tidak terbatas.
  • Berlimpah; jumlah sinar matahari dalam setiap jam mengandung energi cahaya setara  dengan  konsumsi  energi  total  dunia selama satu tahun


Selain itu Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.    

Dengan berlimpahnya sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah  Indonesia yang belum terlistriki karena tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)  dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu  pembangkit listrik alternatif.      

Sayangnya biaya pembangkitan PLTS masih lebih mahal apabila dibandingkan dengan biaya pembangkitan pembangkit listrik tenaga  konvensional, karena sampai saat ini piranti utama untuk mengkonversi energi matahar  menjadi energi listrik (modul fotovoltaik) masih merupakan piranti yang didatangkan dari luar negeri.