Saiful K. Teibang
11 Juni 2025, 21:58 WIB
Last Updated 2025-06-11T14:58:31Z
profil

Dari UMRAH untuk Indonesia,. Suria Raih Emas Lomba Essay Nasional Kemenristekbud Universitas Maritim Raja Ali Haji

Advertisement



GUDNYUS.ID
— Dari perairan biru nan tenang di Kepulauan Riau, tepatnya dari Pulau Tanjung Batu yang sederhana namun sarat makna, lahirlah seorang pemuda bernama Suria—sosok yang kini menjadi cahaya harapan bagi generasinya.


Lahir dari pasangan Alpi dan Abas, Suria tumbuh sebagai pribadi yang pantang menyerah. Ia bukan sekadar mahasiswa biasa. Berasal dari latar belakang kehidupan yang sederhana, Suria membawa tekad sebesar samudra. Ia berani bermimpi besar, bermula dari sebuah desa kecil yang jarang tersorot perhatian nasional, hingga kini namanya menggema di panggung akademik Tanah Air.


Namun, perjalanan Suria menuju panggung prestasi tidaklah mudah. Ia telah berkali-kali mencicipi pahitnya kegagalan. Tapi justru dari kegagalan-kegagalan itulah ia menempa diri menjadi lebih kuat, lebih matang, dan semakin haus akan pembuktian. Baginya, setiap luka adalah pelajaran; setiap rintangan adalah batu loncatan menuju puncak pencapaian.


Pada awal masa kuliahnya di Fakultas Hukum, Suria sempat meragukan pilihannya. Saat mengikuti PPKMB, ia merasa dunia hukum bukanlah "fashion"-nya. Ia merasa asing, tidak percaya diri, seolah-olah berada di tempat yang bukan miliknya. Bahkan saat mulai mengenal dunia perlombaan, bayang-bayang keraguan masih menyertainya. Ia sering membandingkan diri dengan mahasiswa lain yang terlihat lebih fasih dan percaya diri, hingga membuatnya enggan mencoba.


Namun waktu dan lingkungan kampus yang suportif mengubah semuanya. Suria perlahan menemukan jati dirinya. Semangat yang ia bangun dari dalam diri mendorongnya untuk bangkit dan memberanikan diri mencoba hal-hal baru.


Kini, sebagai mahasiswa semester dua di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Suria berhasil mencetak prestasi gemilang. Bersama timnya, ia meraih medali emas dalam ajang Lomba Esai Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.


Di antara tiga anggota tim, Suria adalah yang termuda. Namun, itu bukan berarti ia yang terlemah. Justru kehadirannya menjadi penyeimbang, pemantik semangat, dan motor ide kreatif. Di balik usianya yang masih muda, tersimpan semangat besar yang tak bisa diremehkan. Ia terlibat aktif sejak awal pencarian gagasan, menyumbangkan ide-ide segar yang tidak hanya logis dan ilmiah, tetapi juga menyentuh sisi emosional pembaca.


Tak berhenti sampai di situ, Suria juga aktif dalam proses editing dan finalisasi naskah, memastikan setiap kata mencerminkan semangat perjuangan mereka. Ia bukan sekadar anggota, melainkan ruh perjuangan tim.


Kehadiran Suria bukan hanya memperkuat aspek akademik dalam tim, tetapi juga menghadirkan napas muda yang menyegarkan. Ia tidak pernah merasa minder karena statusnya sebagai mahasiswa baru. Sebaliknya, ia menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang bisa dioptimalkan.


Ia belajar lebih keras, mendengarkan lebih banyak, dan bekerja lebih tekun. Saat mahasiswa seusianya masih menyesuaikan diri dengan dunia kampus, Suria sudah melangkah jauh, berani mengambil tantangan nasional. Ia membuktikan bahwa mahasiswa dari daerah pesisir pun mampu bersinar, asalkan memiliki tekad dan kerja keras.


Di lingkungan kampus, Suria dikenal sebagai pribadi yang rendah hati namun penuh semangat. Ia aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan dan komunitas, baik akademik maupun non-akademik. Ketekunannya telah menjadi teladan bagi banyak rekan. Prestasinya dalam lomba esai semakin memperkuat citranya sebagai generasi muda yang patut dibanggakan.


Meski berasal dari Pulau Tanjung Batu yang jauh dari sorotan kota besar, Suria tidak pernah merasa rendah diri. Ia justru membawa identitas daerahnya dengan kebanggaan tinggi, dan menjadikannya kekuatan, bukan batasan. Ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa dari ujung-ujung pulau sekalipun, bisa lahir pemuda-pemudi yang mampu bersaing di kancah nasional.


Dalam proses perlombaan, Suria menjadi penjaga semangat tim. Saat suasana mulai letih, ia hadir dengan ide-ide segar dan sikap positif yang memotivasi. Ketika tim terjebak dalam kebuntuan ide, ia muncul dengan sudut pandang baru yang membangkitkan arah berpikir.


Ia mungkin muda, namun semangatnya melampaui batas usia. Kontribusinya terhadap kemenangan tim tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga dalam spiritualitas perjuangan—ia menanamkan keyakinan bahwa mereka mampu dan layak menang.


Dengan kemenangan ini, Suria tidak hanya mengharumkan nama UMRAH, tetapi juga membuktikan pada dirinya sendiri bahwa perjuangan tidak pernah sia-sia.


Keberhasilan Suria adalah bukti nyata bahwa siapa pun bisa meraih puncak, tanpa memandang asal-usul atau usia. Yang terpenting adalah sikap menghadapi tantangan, kemauan belajar dari kegagalan, dan keberanian untuk terus mencoba.


Suria telah menunjukkan bahwa kesungguhan, kerja keras, dan mimpi besar adalah kunci keberhasilan. Ia adalah representasi dari semangat “Dari UMRAH untuk Indonesia”—bahwa kampus di tepian laut ini mampu melahirkan generasi emas yang membangun masa depan bangsa dengan gagasan, karya, dan pengabdian.


Suria adalah bintang muda yang bersinar, bukan karena ia sempurna, tetapi karena ia tidak pernah berhenti melangkah.