Advertisement
TEGAL - Program beasiswa pendidikan tinggi Satu Desa Satu Sarjana (Sadesa) yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Tegal pada Kamis, 14 Agustus 2025, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Hingga Rabu, 27 Agustus 2025, tercatat 211 pendaftar telah mengisi kuota yang tersedia untuk 287 penerima.
Peneliti muda Bappeda Litbang Kabupaten Tegal, Dedi Surachman, menyampaikan bahwa peluang masih terbuka bagi warga Kabupaten Tegal berusia maksimal 25 tahun, lulusan SMA/SMK/MA/pesantren atau sederajat. Pendaftaran program beasiswa S1 dan D4 ini akan ditutup pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
"Program ini juga terbuka bagi mereka yang sudah pernah kuliah, namun saat diterima nanti harus memulai perkuliahan dari awal," jelas Dedi.
Pendaftaran dilakukan terpusat melalui laman Pemkab Tegal (tautan tidak tersedia karena keterbatasan akses). Calon peserta akan diarahkan ke tautan masing-masing perguruan tinggi mitra, yaitu Universitas Bhamada Slawi, Institut Bhakti Negara (IBN), Tegal Muhammadiyah University (TMU), dan STIKIP NU.
Dedi menerangkan, seleksi terdiri dari dua tahap: administrasi dan substansi. Peserta yang lolos seleksi administrasi wajib mengikuti tes tertulis serentak pada Senin, 1 September 2025, di kampus mitra.
"Penilaian didasarkan pada hasil ujian tertulis, prestasi, dan keterangan keluarga tidak mampu (jika ada), dengan bobot terbesar pada nilai tes tertulis dan prestasi," ungkap Dedi.
Ia berharap ada perwakilan minimal satu peserta dari setiap desa di Kabupaten Tegal, sesuai dengan konsep "satu desa satu sarjana". Jika tidak ada calon dari desa tertentu, kuota akan dialihkan ke desa lain. Beasiswa ini akan diberikan maksimal delapan semester (empat tahun), dengan mahasiswa penerima wajib menjaga IPK minimal 3,0.
Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman, meluncurkan program Sadesa pada 14 Agustus 2025 di Gedung Dadali, dengan penandatanganan kerja sama bersama empat perguruan tinggi swasta mitra.
Beasiswa diberikan dalam bentuk hibah kepada perguruan tinggi mitra sebesar Rp7 juta per mahasiswa per tahun untuk SPP.
"Program ini menciptakan keadilan sosial dan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, terutama anak-anak berprestasi namun kurang mampu. SPP-nya kami biayai sampai lulus," ujar Ischak.
Penerima beasiswa wajib menandatangani surat pernyataan kesanggupan tidak berhenti kuliah. "Jika putus kuliah atas kemauan sendiri, wajib mengembalikan seluruh biaya. Tujuan kami jelas, satu desa satu sarjana, bukan setengah jalan," tegasnya.
Bupati berharap lulusan Sadesa dapat mengabdi di Kabupaten Tegal sebagai ASN, guru, perangkat desa, wirausahawan, atau profesi lain yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.
Pembangunan tidak hanya sebatas infrastruktur dasar, tetapi juga peningkatan kualitas SDM, imbuhnya.
Rektor TMU, Jebul Suroso, mengapresiasi program Sadesa sebagai bentuk keberpihakan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas SDM. "Dengan Sadesa, kita ingin mencetak sarjana yang mandiri, mampu bekerja, bahkan menciptakan lapangan kerja.
Harapannya, mereka tidak hanya berebut kursi jadi ASN, tapi lebih dari itu, terbentuk SDM yang tangguh dan tidak membebani pemerintah," ungkapnya.
TMU menyiapkan kuota 50 calon mahasiswa penerima beasiswa Sadesa di Kampus I Kalibakung. "Kami ingin meyakinkan masyarakat Tegal untuk kuliah di Tegal. Sadesa adalah salah satu terobosan yang kami sambut dengan antusias," pungkas Jebul.(Sholeh).