Bhama
1 Juni 2019, 14:16 WIB
Last Updated 2019-10-21T07:17:07Z
Insight

Arti Warna dan Psikologi Warna, Desainer Grafis Wajib Tahu

Advertisement

Gudnyus.id - Warna bukan sekadar nama dan bentuk yang hanya bertujuan untuk menciptakan keindahan. Pengaruh yang begitu besar yang ditimbulkan oleh warna, bahkan warna bisa menciptakan rasa damai dan teduh Menurut Darwis Triadi.

Sedangkan menurut Brewster warna dibagi kedalam 4 bagian, yaitu primer, sekunder, tersier dan netral. Warna primer merupakan warna dasar, contoh seperti warna biru, kuning, merah. Warna sekunder sendiri merupakan pencampuran antara warna-warna primer. contohnya jingga, hijau serta ungu.

Warna tersier merupakan campuran dari salah satu warna primer dan sekunder, contohnya warna coklat. Sedangkan warna netral sendiri adalah warna campuran dari ketiga jenis warna diatas. contohnya warna hitam.

Didukung dengan banyaknya penelitian yang mengungkap korelasi antara warna dengan manusia, terutama dalam hal karakter dan psikologis. Warna merupakan simbol penting dalam hal desain ataupun membuat sesuatu seperti: logo serta dapat memberikan nuansa atau ciri khas tertentu pada tempat-tempat yang sering disinggahi orang atau pun di tempat yang berkelas private sekalipun.
Pasti kalian penasarankan? Etsss sebelum kita bahas lebih lanjut kalian harus tau dulu arti dari setiap warna

Psikologi Menurut warna yang kamu suka
Adakah kaitan warna dengan psikologi seseorang, bisa jadi tidak namu dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan warna digunakan sebagai salah satu indikator seperti apakah karakter dari orang ini, namun tidak selamanya benar, kok bisa ya penasaraan kan. Yuk kita bahas :

1. Warna Kuning

Warna Kuning sering identic dengan warna terang atau menyala mengapa, karena warna kuning memberikan kesan ceria, bahagia, energik, dan rasa optimis pada orang yang menyukainya. Warna kuning dipercaya mampu merangsang aktivitas pikiran dan mental, yang berdampak pada meningkatnya kemampuan analisis seseorang.

Ada beberapa anggapan yang muncul dimasyarakat, bagi mereka yang menyukai warna kuning cenderung lebih bijaksana, cerdas secara akademis, kreatif, serta piawai dalam menciptakan ide dan inovasi. Dibalik itu, warna kuning tidak lepas dari dampak negative dimana risiko kecemasan, inkonsisten, rasa gelisah, bahkan tekanan bagi mereka yang gemar warna kuning.

2. Warna Merah

Merah identik dengan warna-warna api, darah, maupun Matahari, warna merah kerap dianggap sebagai lambang kekuatan, adrenalin, gairah, serta semangat. Dalam dunia psikologi warna merah berarti energi, gairah, kekuatan, kegembiraan, cinta, enerjik, kemewahan, nafsu dan peringatan. Selain itu, warna merah juga cenderung dengan kekerasan, kecemasan, bahkan agresivitas.

Sedangkan warna merah muda bisa dibilang campuran merah dengan putih yang kita kenal sebagi warna pink sering diartikan menjadi sebuah rasa cinta dan romantisme. Itu sebabnya, merah muda populer dengan warna cinta, dan kesan feminism bagi kaum hawa.

3. Warna Hijau

Representasi dari warna alam, warna hijau sarat akan harmoni atau keseimbangan, kesuburan, kesegaran, kedamaian. Dibalik itu tersimoan dampak negative yang dapat menimbulkan rasa terperangkap, kebosanan, ambisi, dan kelemahan.

Menurut para penelitian warna hijau dipercaya mampu menurunkan stres, karena melambangkan penyembuhan, hingga mendorong perasaan empati. Dalam psikologi warna, hijau kerap diartikan pertolongan dimana kita membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan dapat menyeimbangkan serta menenangkan emosi orang yang kita tolong.

4. Warna Oren

Warna Oren dianggap mampu “merangsang” atau mentrigger emosi, tidak heran jika warna oren sering digunakan pada tempat-tempat makan atau justru di lingkungan kerja yang membutuhkan produktivitas. Dalam hal ini warna oren diartikan sebagi kehangatan, kenyamanan, keceriaan, bahkan optimisme.

Dalam dunia desain, penggunaan warna oren yang berlebihan dapat memberikan kesan “murah”, bahkan “mudah dijangkau”. Lebih dari itu, penggunaan warna oren secara dominan bahkan bisa menciptakan kesan ramai, gaduh.

5. Ungu

Ungu warna yang jarang ditemukan di alam, membuat warna ungu kerap diartikan dengan imajinasi, spiritualitas, dan misterius. Hal ini menyebabkan, penggunaan warna ungu dianggap mampu menarik perhatian, memancarkan kekuatan bahkan tak lepas dari kesan ambisius, independen, kebijaksanaan, visioner, bahkan kemewahan. Penggunaan warna ungu yang berlebihan mampu menimbulkan sisi negatif dan kesan kurang teliti dan “kesendirian”.

6. Biru

Warna biru sering digunakan untuk menciptakan kesan luas, stabil, sejuk, dingin, dan relaksasi. Dari segi kesehatan, penggunaan warna biru diyakini mampu meningkatkan konsentrasi, mengatasi rasa cemas, tekanan darah tinggi, migrain, bahkan insomnia.

Warna biru diartikan dan melambangkan suatu hubungan profesionalitas, kecerdasan, kepercayaan diri, bahkan menjadi simbol kekuatan. Sayangnya warna ini tetap memilik sisi negarti diman warna biru kerap berasosiasi dengan sikap dingin, keras kepala, tidak ramah, dan kurangnya empati.

7. Hitam

Warna yang memiliki kesan elegan, misterius, namun atraktif. Warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Bahkan dalam banyak kasus melambangkan maskulinitas.

Namun dalam pengaplikasiannya, penggunaan warna hitam yang terlalu dominan dan tidak seimbang, dapat menimbulkan kesan suram, gelap, bahkan menakutkan. Pemakaian warna hitam dalam intensitas besar bisa meciptakan perasaan tertekan atau menggambarkan kondisi hampa, kerusakan, duka, hingga kematian.

8. Putih

Kebalikan dari warna hitam, putih sangat erat diakaitkan dengan bersih, suci, ringan, dan terang. Warna yang diyakini memiliki kekuatan untuk mengurangi rasa sakit, gak heran jika warna putih sering dijumpai dalam dunia kesehatan.
Sementara itu warna putih dalam jumlah yang sesuai dapat memberi kesan keterbukaan dan kebebasan. 

9. Abu-Abu

Abu-abu merupakan percampuran warna antara hitam dan putih kerap digunakan sebagai penetral. Sisi positif dari warna abu-abu menggambarkan keseriusan, kestabilan, kemandirian, bahkan memberikan kesan bertanggung jawab.

Penggunaan warna abu-abu yang terlalu dominan berdampak pada munculnya kesan membosankan dan tidak komunikatif. Selain itu, beberapa kesan negatif akan muncul seperti  kurang percaya diri,  kurang energi bahkan depresi.

10. Coklat

Warna coklat warna yang identik dengan stabilitas dan kehangatan. Biasa bersanding dengan warna hijau, perpaduan cokelat sendiri dipercaya mampu menciptakan kenyamanan, keakraban, serta rasa “aman”. Penggunaan warna ini secara berlebihan dapat menimbulkan kesan kaku, kolot, pesimis, bahkan  tidak berperasaan.

Gimana informasi diatas keren gak tuh, kira-kira kalian suka warna apa dan bener gak sih kalian begitu. Ingat ya guys ini semua hanya hasil dari sebuah penelitian bisa saja ada yang sama dan ada juga yang beda jadikan ini sebagai refrensi bukan hasil akhir. Apapun itu sama atau tidak tetap lah jadi diri sendiri.