Bhama
6 November 2019, 15:38 WIB
Last Updated 2019-11-06T08:38:23Z
Info

Penanganan Gangguan Kesehatan Jiwa Butuh Peran Keluarga dan Masyarakat

Advertisement

Gudnyus.id - Tahun ini, World Federation of Mental Health (WFMH) menetapkan tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Mental Health Promotion and Suicide Prevention. Tema tersebut didasarkan pada prevalensi bunuh diri yang kian meningkat. Menurut data WHO lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik karena bunuh diri.

Sejalan dengan situasi global, Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa 7 dari 1000 Rumah Tangga terdapat anggota keluarga dengan Skizofrenia/Psikosis. Lebih dari 19 juta penduduk usia diatas 15 tahun terkena gangguan mental emosional, lebih dari 12 juta orang berusia diatas 15 tahun diperkirakan telah mengalami depresi. Sedangkan, WHO (2010) menyebutkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8% per 100.000 jiwa.

Melihat prevalensi gangguan jiwa yang semakin meningkat, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mengendalikan gangguan jiwa, diikuti instansi dan masyarakat.

''Keluarga adalah basisnya, keluarga adalah fundamen untuk upaya-upaya pencegahan dan pengendalian, setelah itu institusi karena sekarang angka partisipasi sudah hampir 100% untuk SD, SMP, dan SMA,'' tegas Anung.

Dirjen Anung menambahkan bahwa upaya pencegahan melalui skrining di tingkat komunitas, keluarga dan institusi sudah dilakukan. Di tingkat komunitas, bisa diamati dari perubahan kultur yang ada di masyarakat. Di tingkat keluarga menjadi hal yang paling mendasar untuk menumbuhkan perhatian dan kepedulian, sedangkan di tingkat institusi dilakukan melalui program UKS dan upaya kesehatan pesantren.

Lebih lanjut, Dirjen Anung mengajak seluruh pihak, untuk bersama-sama bersinergi melakukan pencegahan dan pengendalian gangguan jiwa.

''Kami percaya apabila ini dilakukan oleh semua komponen masyarakat serta semua potensi kita padukan, tidak membedakan satu dengan yang lain, Insya Allah apa yang kita skenariokan untuk Indonesia unggul dan lebih baik di tahun 2045 menjadi kenyataan,'' harap Anung.

Menutup sambutannya, Dirjen Anung berharap berbagai upaya pencegahan dan pengendalian dampak kesehatan jiwa mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

''Bukan juara masalah kesehatan jiwa tetapi juara dalam menyediakan sumber daya berkualitas untuk negara yang kita cintai,'' pungkasnya

Sumber : kemenkes.go.id