gudnyus
28 Februari 2020, 13:30 WIB
Last Updated 2020-02-28T06:30:23Z
Insight

Fakta dan Motif Dibalik Pakaian Terbuka Biduan Dangdut Koplo

Advertisement

Gudnyus.id - Berbicara mengenai dangdut, maka tidak akan dipisahkan dengan alunan musik yang membuat siapa saja pendengarnya ingin turut bergoyang. Daya tarik musik dangdut bukan hanya pada alunan musiknya tetapi penampilan biduan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya.

Sebagian besar biduanita sering kali menggunaan pakaian agak terbuka saat tampil di panggung. Beberapa jenis pakaian yang dikategorikan sebagai pakaian seksi ekstrem meliputi unsur-unsur berikut: menunjukkan bagian kaki hingga paha, membuka bagian lengan, menunjukkan bagian belahan payudara, perut dan pusar, ataupun hanya sekedar menutup payudara dan sebagian paha, hingga bagian tubuh lainnya yang dirasa mampu ditonjolkan.

Penggunaan jenis pakaian terbuka ekstrem ini pun didukung dengan make up yang mencolok dan mewarnai rambut. Hal ini didukung pula dengan penggunaan alat- alat yang tidak terkait dengan aksesoris selama di atas panggung. Dalam artian, beberapa biduanita menggunakan sikep, susuk, dan lintrik, yang dipecaya dapat meningkatkan citranya sebagai biduanita, serta dapat melindungi diri dari saingan sesama biduanita yang dirasa dapat mengancam karirnya.

Bagi biduanita, pakaian terbuka ekstrem merupakan pakaian yang dapat digunakan dalam acara yang mengutamakan kesan seksi. Hal ini pun berdampak pada tawaran kerja yang didapat biduanita dengan jenis pakaian ini. Artinya, tawaran untuk “manggung” dengan syarat untuk membiarkan beberapa bagian tubuh terlihat, tentu dengan mudah akan berdatangan kepada biduanita dengan jenis pakaian ini.

Dalam dangdut koplo yang merupakan perkembangan musik dangdut yang paling mutakhir, biduanita  memiliki preferensi untuk mengenakan pakaian yang 'agak terbuka' dan dianggap lucu untuk tujuan hiburan. Alasannya karena pementasan sebuah konser dangdut tentu memiliki beberapa unsur yang mampu mendukung kelancarannya, antara lain: lirik lagu, goyangan, dan pakaian.

Unsur pakaian menjadi hal yang cukup penting, jika pementasan musik dangdut akan disaksikan secara visual oleh penonton. Terlebih, pakaian pun mampu mendukung gerak tubuh biduanita serta beberapa atraksi secara performatif yang akan disajikan.

Penggunaan pakaian oleh biduanita tentu didasari oleh alasan yang berbeda-beda dari masing-masing individu. Beberapa motif dan alasan tindakan yang dilakukan biduanita, dan hal ini dapat digolongkan ke dalam 3 motif, yakni: motif sebab, motif agar, dan motif untuk.

Motif sebab yang merujuk pada alasan masa lampau, didasarkan pada latar belakang tradisi, agama, dan pendidikan dari biduanita. Proses tindakan biduanita ini menunjukkan bahwa dalam menindak dunianya, subjek senantiasa kembali dan mengobservasi masa lalu dirinya,
maupun keadaan di sekitarnya.

Motif agar yang merujuk pada alasan masa kontemporer, didasarkan pada tujuan agar terlihat berbeda dengan biduanita yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan subjek selalu didasarkan pada pengalaan serta dunia dimana subjek tersebut berada. Lebih jauh, pengalaman subjek merupakan kumpulan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengobservasi, menginterpretasi, dan memaknai realitas yang ada
dialaminya.

Motif untuk yang merujuk pada alasan pada masa yang akan datang, didasarkan pada tujuan jangka panjang agar lebih banyaknya tawaran kerja yang makin melimpah, serta meningkatnya popularitas diri sang biduanita.

Kesadaran biduanita mengenai pakaian yang hendak dikenakan, berkenaan pula pada motif terkait tujuan yang akan diraihnya di masa yang akan datang. Berbagai alasan yang dikemukakan biduanita terkait alasannya menggunakan pakaian seksi dapat dikategorikan sebagai motif akan tujuan yang akan diraihnya.

Tujuan jangka panjang demi mendapatkan tawaran kerja yang lebih banyak, serta penghasilan yang lebih besar lagi. Penggunaan pakaian seksi demi pencapaian di masa depan terkait profesi sebagai biduanita.

Penggunaan pakaian seksi dapat meningkatkan popularitas sebagai biduanita. Naiknya popularitas sebagai biduanita, berbanding lurus dengan tawaran dari berbagai pihak di kemudian hari. Hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan biduanita untuk menyisihkan pendapatan dan ditujukan untuk berinvestasi, seperti membeli rumah, tanah, motor, biaya sekolah anak, ataupun melunasi hutang.

Kesadaran akan pakaian yang dikenakan oleh biduanita, nyatanya memiliki implikasi akan harapan yang akan direngkuh di masa depan. Konsep diri sebagai biduanita ini mendapat dukungan melalui pakaian seksi yang dikenakan, serta persepsi orang lain yang menyaksikan pekerjaan sebagai biduanita.

Dengan adanya anggapan bahwa pakaian seksi mempermudah akses untuk mendapatkan pekerjaan, maka biduanita akan memilih mengenakan pakaian seksi untuk mencapai tujuan atas pendapatan yang lebih banyak.

Sumber:
MAKNA PAKAIAN SEKSI BAGI BIDUANITA DANGDUT
Dewi Novitasari dan Pambudi Handoyo, Universitas Negeri Surabaya