gudnyus
20 Agustus 2021, 23:44 WIB
Last Updated 2021-08-20T16:46:22Z
Literasi

Apa Itu Cloud Computing? Penjelasan Lengkap Untuk Pemula

Advertisement


Gudnyus.id - Cloud Computing dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Komputasi Awan. ‘Komputasi’ diterjemahkan sebagai gabungan pemanfaatan teknologi komputer, sedangkan ‘Awan’ merupakan metafora dari pengembangan infrastruktur berbasis internet.

Secara harfiyah, definisi Cloud Computing diartikan sebagai kumpulan seperangkat teknologi yang biasanya membentuk lingkungan cloud.

Secara konsep, definisi Cloud Computing berarti menyimpan dan mengakses data dan program melalui internet dari lokasi berbeda atau menggunakan komputer dari hard drive komputer kita. Syarat utama dalam konsep Cloud Computing adalah kehadiran internet untuk mengakses data.

Cloud computing merupakan layanan komputasi teknologi informasi yang mencakup layanan hardware, software dan aplikasi yang dapat diperoleh melalui internet.

Cloud Computing adalah gaya komputasi baru di mana sumber daya yang terukur secara dinamis dan sering kali menggunakan konsep virtualisasi yang disediakan oleh provider dengan memanfaatkan media internet.

Dalam sistem cloud computing, komputer lokal tidak harus melakukan semua beban kerja ketika menjalankan aplikasi, karena jaringan ini membentuk “awan” yang akan menangani hal tersebut sebagaimana gantinya.

Dengan menggunakan Cloud Computing ini atau Komputasi Awan ini kebutuhan akan hardware dan software pada sisi pengguna akan lebih menurun, karena datanya disimpan di dalam server yang bersifat permanen, yang mana data tersebut dapat diakses dimana saja dan kapan saja tanpa batas yang terpenting adalah terhubung ke jaringan Internet.

Konsep Cloud computing biasanya dianggap sebagai internet. Karena internet sendiri digambarkan sebagai awan (Cloud) besar (biasanya dalam skema jaringan, internet dilambangkan sebagai awan) yang berisi sekumpulan komputer yang saling terhubung.

Istilah cloud computing diciptakan untuk menggambarkan sebuah layanan komputasi yang canggih yang disesuaikan permintaan pelanggan yang pada awal mulanya ditawarkan secara komersial oleh penyedia layanan tersebut seperti Amazon, Google, dan Microsoft.

Infrastruktur komputasi dari cloud computing biasa disebut dengan awan atau “cloud” yang merupakan tempat untuk mengakses aplikasi baik dari individu maupun organisasi bisnis dari tempat manapun sesuai dengan permintaan pengguna cloud (Buyya, R., Broberg, J. & Goscinski, A., 2011)

Penggunaan simbol awan didasari karena disetiap diagram jaringan internet digambarkan dengan simbol awan.

Pengertian Cloud Computing Menurut Para Ahli:

(Rountree, Derrick; Castrillo, 2014) menilai kumpulan teknologi tersebut bukan inti dari Cloud Computing.

Kunci utama dari cloud computing adalah visualisasi infrastruktur yang menyediakan dan memelihara server virtual yang dapat ditingkatkan dan diturunkan sesuai permintaan (Sarna, D.E., 2011)
    
Menurut K. Chandrasekara pada 2018, dengan menggunakan Cloud Computing, Anda bisa mengakses data atau program di mana saja, kapan saja, dan dengan perangkat apapun.
    
Menurut Sullivan pada 2009 dalam ‘The Definitive Guide to Cloud Computing’, Cloud Computing merupakan model pemberian layanan teknologi informasi untuk pengguna secara fleksibel dengan server virtual, skalabilitas besar, dan manajemen layanan. Layanan teknologi informasi ini dapat digunakan oleh organisasi untuk mempermudah menjalankan proses bisnisnya.

Herwin Anggeriana pada 2011 dalam Jurnal ‘Cloud Computing: Komputasi Awan’ menilai Cloud Computing merupakan tren baru di bidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan internet.

Menurut Laudon dan Loudon (2015) Cloud Computing adalah sebuah model komputasi dimana aktivitas pemrosesan. penyimpanan, perangkat lunak dan layanan lainnya disediakan layaknya sumber virtual terpadu pada suatu jaringan yang umumnya adalah internet. Sumber daya komputasi dari cloud computing tersebar dan dapat diakses berdasarkan kebutuhan dari perangkat apapun dan dimanapun terhubung.

Menurut Peter Mell dan Timothy Grance (2012:2) definisi Cloud Computing adalah sebuah model yang memungkinkan untuk ubiquitous (dimanapun dan kapanpun), nyaman, On-demand akses jaringan ke sumber daya komputasi (contoh: jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat dirilis atau ditambahkan

Menurut Bradshaw dan kawan-kawannya (2010) dalam jurnalnya  Cloud Computing adalah model pengembangan, penyebaran dan penyampaian Informasi yang memungkinkan pengiriman produk, layanan dan solusi secara real time melalui internet. Cloud/Awan adalah metafora dari Internet sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut.

Dalam Cloud Computing juga merupakan Abstraksi dari Infrastruktur Kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metode komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi Informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (di dalam awan) tanpa mengetahui yang ada di dalamnya, ahli dengannya atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.

Sejarah Kehadiran Teknologi Cloud

Ide awal dari cloud computing pada tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa “suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya listrik dan telepon”.

Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle, memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya.

Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak lagi memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dimasukkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.

Kehadiran konsep ASP (Application Service Provider) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat.

Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat "hosting‟ aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan komputer.

Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP (Application Service Provider) ini masih bersifat “private”, di mana layanan hanya dikustomisasi khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang disediakan waktu itu umumnya masih bersifat client-server.

Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statis.

Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks. Popularitas Cloud Computing semakin menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi CRM (Customer Relationship Management) dalam bentuk Software as a Service, Salesforce.com.

Pada tahun 2005, mulailah muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan dengan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative.

Semua inisiatif ini masih terus bergerak, dan bentuk Cloud Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis maupun dari sisi akademis.

Karakteristik Cloud Computing

Lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa dimasukkan dalam keluarga Cloud Computing, yaitu :

  • On Demand Self Service: Seorang pelanggan dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan, seperti processor time dan kapasitas penyimpanan melalui control panel elektronis yang disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personil customer service jika perlu menambah atau mengurangi sumberdaya komputasi yang diperlukan.
  • Broadband Network Access: Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick client ataupun media lain seperti smartphone.
  • Resource pooling: Penyedia layanan cloud, memberikan layanan melalui sumber daya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di mana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, setiap permintaan dapat dipenuhi. Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita jaringan dan mesin virtual.
  • Elastis (Rapid elasticity): Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.
  • Measured Service: Sumberdaya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber daya komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan.


Model Layanan Cloud Computing yang tersedia

Model layanan Cloud Computing berdasarkan jenis layanan cloud computing dibagi menjadi 3 model layanan yaitu:

1. Software As A Service (SaaS).
Menyediakan layanan berupa aplikasi yang dapat digunakan oleh konsumen yang berjalan pada infrastruktur cloud. Contoh penyedia layanan SaaS adalah gmail, google docs, office 365 dan SalesForce.

2. Platform As A Service (PaaS)
Menyediakan platform (Bahasa pemrograman, Tools, Web server, database) yang berguna untuk pengembangan aplikasi yang berjalan pada infrastruktur cloud dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk konsumen. Contoh penyedia layanan PaaS, OpenShift, PHPCloud, AppFog, Heroku dan Google App Engine.

3. Infrastructure As A Service (IaaS)

Menyediakan sumber daya pemroses, storage, kapasitas jaringan, dan sumber daya komputasi lainnya. Contoh penyedia layanan Amazon EC2 dan TelkomCloud.

Empat model mengembangan cloud:

  • Public Cloud. Jenis Cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya.
  • Private Cloud. Merupakan infrastruktur layanan Cloud, yang dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur Cloud itu bisa saja dikelola oleh sebuah organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private Cloud ini.
  • Community Cloud. Dalam model ini, sebuah infrastruktur Cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
  • Hybrid Cloud. Yang menggabungkan baik public dan private. Untuk jenis ini, infrastruktur Cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur Cloud (private, community, atau public). meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi /mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar Cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antar Cloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang Optimal.


Cloud computing adalah sebuah konsep pemahaman dalam rangka pembuatan kerangka kerja komputasi secara online lokal (LAN) maupun global (internet) dimana terdapat beragam aplikasi maupun data  dan media penyimpanan yang dapat diakses dan digunakan secara berbagi (shared service) dan bersamaan (simultaneous access) oleh para pengguna yang beragam – mulai dari perseorangan sampai kepada kelas pengguna korporasi atau perusahaan.

Lalu apa kelebihan Cloud computing ?

Tentu saja setiap teknologi yang baru yang di kembangkan pasti memiliki kelebihan dari yang sebelumnya. Dalam kasus ini teknologi lama yaitu server konvensional akan dibatasi oleh jumlah core processor, harddisk dan memory. Dengan keterbatasan fisik yang ada, maka  tidak mungkin membebani sebuah server konvensional dengan beban maksimal. Jika resource/sumber daya habis, biasanya kita harus menginstall ulang seluruh aplikasi dan data di server yang kapasitasnya lebih besar dan migrasi semua aplikasi yang ada ke server yang baru. Ini akan membutuhkan waktu 1-2 hari untuk menyiapkan sebuah server baru, itu pun jika semua proses berjalan dengan baik .

Hal yang menarik tentang cloud computing dibanding dengan server konvensional:

  • Secara fisik berupa kumpulan hardware / server yang tersambung dalam sebuah jaringan (LAN / WAN). Tetapi dari sisi, pengguna dapat melihat sebagai sebuah komputer besar.
  • Tidak ada batasan dengan kapasitas processor, kapasitas harddisk dan kapasitas memori.
  • Tidak ada batasan dengan berapa jumlah “hosting” server yang berjalan di belakangnya.
  • Menambahkan sebuah “hosting” hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
  • Jika ada kekurangan resource (sumber daya), baik itu processor, harddisk maupun memori, kita dapat dengan mudah sekali menambahkan server tambahan dan langsung dapat berintegrasi ke jaringan cloud. Butuh waktu sekitar 20 menit-an untuk menyiapkan server kosong/baru untuk dapat berintegrasi ke jaringan cloud.