Saiful K. Teibang
15 Oktober 2024, 12:39 WIB
Last Updated 2024-10-15T05:39:14Z

Optimasi Manajemen Kinerja Berkelanjutan di Era Digital

Advertisement

Aisha Dolisti Mulina

STIE Pembangunan, Tanjungpinang, Indonesia

Email: aishadolistimaulina18@gmail.com


    Di era digital saat ini, teknologi telah merambah ke segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia manajemen kinerja. Perusahaan dan organisasi, baik sektor publik maupun swasta, menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan kinerja yang berkelanjutan. Digitalisasi mempermudah banyak proses, tetapi juga membawa ekspektasi yang lebih tinggi terhadap efisiensi dan inovasi (Sugiharti, 2022).


Transformasi Digital dalam Manajemen Kinerja
    Manajemen kinerja berkelanjutan memerlukan sistem yang fleksibel dan adaptif, dan teknologi digital adalah katalis utama dalam mencapainya. Penggunaan software manajemen kinerja berbasis cloud, misalnya, memungkinkan organisasi untuk memantau kinerja secara real-time, mengumpulkan data yang relevan, dan menganalisis produktivitas karyawan dengan lebih akurat. Data-driven management, yang didukung oleh artificial intelligence (AI) dan machine learning, membuat proses evaluasi lebih efektif karena memungkinkan analisis prediktif terhadap kinerja di masa depan (Wahyudi et al., 2023).
    Contoh konkret adalah penggunaan platform digital seperti aplikasi HR yang membantu dalam penilaian 360 derajat, di mana umpan balik dapat dikumpulkan dari berbagai pihak: atasan, rekan kerja, hingga bawahan. Ini memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang kinerja seseorang dan membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat.


Keuntungan Digitalisasi untuk Kinerja yang Berkelanjutan
    Salah satu keuntungan utama dari digitalisasi dalam manajemen kinerja adalah efisiensi waktu. Proses yang sebelumnya memerlukan waktu berminggu-minggu, seperti evaluasi kinerja tahunan, kini bisa dilakukan secara berkala dan otomatis. Selain itu, transparansi juga meningkat. Semua pihak terkait dapat mengakses data yang sama, mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan akuntabilitas. Teknologi juga mendukung pembelajaran berkelanjutan. Karyawan dapat mengakses pelatihan online, mendapatkan sertifikasi, atau bahkan menerima saran personalisasi berdasarkan hasil kinerja mereka. Ini berkontribusi pada pengembangan SDM yang lebih berkelanjutan dan siap menghadapi tantangan masa depan (Umar et al., 2024).

Tantangan yang Dihadapi

   Namun, manajemen kinerja di era digital tidak tanpa tantangan. Perubahan cepat dalam teknologi dapat membuat beberapa organisasi kesulitan untuk mengikuti tren terbaru. SDM yang tidak familiar dengan teknologi juga bisa menjadi penghambat dalam implementasi sistem baru. Oleh karena itu, diperlukan investasi yang tepat dalam pelatihan karyawan agar mereka mampu memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Selain itu, isu privasi dan keamanan data menjadi perhatian penting. Dengan banyaknya data pribadi yang dikumpulkan dan dianalisis, perusahaan harus memastikan bahwa sistem mereka memenuhi standar keamanan yang tinggi untuk menghindari kebocoran data (Putri et al., 2024).

Strategi Menghadapi Tantangan
    Untuk mengatasi tantangan tersebut, organisasi harus memiliki strategi yang jelas dalam implementasi digitalisasi. Pertama, penting untuk memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Tidak semua teknologi akan relevan atau efisien untuk setiap perusahaan, sehingga seleksi yang tepat menjadi kunci.
    Kedua, organisasi perlu mengembangkan budaya yang mendukung perubahan. Ini berarti manajemen harus aktif terlibat dalam mendidik karyawan dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran teknologi. Pendekatan bertahap dalam implementasi teknologi juga akan membantu mengurangi resistensi (Harto et al., 2023).