gudnyus
10 Maret 2019, 16:30 WIB
Last Updated 2019-03-11T06:26:50Z
InfoInsight

Diskusi Garbi Kepri: Pemahaman Geopolitik dan Skenario Global

Advertisement
Diskusi Garbi Kepri terkait Pemahaman Geopolitik dan Skenario Global

Gudnyus.id - Acara Sarapan Bareng (Sabar) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Kepri di Prata 37 KDA, Minggu (10/3/19) dihadiri oleh berbagai kalangan dan lintas generasi. Aktivis Islam tahun 70an, Martunus Haris pun turut hadir dan berdiskusi.

Pria yang pernah menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta ini mengingatkan pentingnya pemahaman terhadap kondisi geopolitik dunia.

"Yang kurang dalam perkaderan kita selama ini adalah memahami geopolitik. Jadi kaderisasi jangan hanya soal menguasai ruang sidang," ungkap dia.

Martunus mengatakan Indonesia merupakan negara strategis yang selama ini menjadi rebutan negara-negara besar. Besarnya demografi Indonesia, kini justru hanya menjadi konsumen dan target pasar. Ia berharap Indonesia tidak terjebak dalam bayangan kejayaan masa lalu.

"Saya lihat apa yang terjadi di 1998 adalah skenario global. Sekarang, pertarungan di laut China Selatan, itu intinya China ingin memperluas wilayahnya sampai ke Natuna, menghancurkan posisi Vietnam," ujarnya.

Ia pun pesimis terhadap pemerintah yang hingga kini belum menunjukkan keseriusan dalam membangun industri yang cocok untuk menumbuhkan ekonomi nasional. Diungkapkannya, sejak reformasi bergulir, pertumbuhan ekonomi indonesia tidak tumbuh signifikan.

"Unicorn ini pencaplokan pasar Indonesia, banyak yang tidak paham menganggap ini justru sebagai kebanggaan. Banyak sudah dicaplok. Jadi nasionalisme yang mana? Sudah tidak ada. Nasionalisme harus punya arah pasti ke depan," kata dia.

Menanggapi hal ini, pembina Garbi kepri, Abdul Rahman sepakat terhadap pentingnya kemampuan membaca geopolitik dunia. Saat ini menurutnya, Indonesia sudah menjad negara dengan kekuatan yang diperhitungkan oleh dunia.

"Untuk mencapai 5 besar harus ada 3 kekuatan yaitu teknologi, ekonomi dan militer. Kita ingin bangsa kita memiliki 3 kekuatan ini, yangg secara konseptual sudah dirancang dalam diskusi gerakan arah baru," ujarnya.

Selain itu Abdul Rahman juga mengingatkan pentingnya generasi muda membangun kompetensi agar dapat berdaya saing dengan sumber daya manusia negara lain. Sebab konsep belajar masa kini, sudah tidak lagi mengacu pada gelar pendidikan.

"Gelar pendidikan tidak akan ada artinya bila tidak memiliki skill yang kuat, makanya membangun skill dan daya saing harus ada. Kenapa Singapura diperhitungkan menjadi hub ekonomi dunia. Kantor cabang perusahaan besar hampir semuanya ada di sana, tidak di Batam atau Jakarta. Karena mereka skillnya internasional. Skill mereka diatas rata-rata negara Asean. itulah dorongan bagi kita," pungkasnya.