Bhama
18 Desember 2019, 12:39 WIB
Last Updated 2019-12-18T10:06:57Z
Story

Sahabat Yang Tidak Pernah Terlupakan

Advertisement

Gudnyus.id - Pada suatu hari ketika saya naik ke kelas 6, saya berjumpa seseorang. Orang itu sangat baik terhadap saya. Lantas saya coba berkenalan dengannya. Lambat laun kami saling mengenal, saling memahami, saling percaya. Kami bermain, bercanda dan bertukar pikiran. 

Hingga aku pun memiliki 6 orang sahabat. Setiap berjumpa di sekolah kami selalu bersama sampai-sampai kami tak ingin pisah kelas. Pertikaian dan cekcok sudah menjadi hal yang wajar. Bukan hal yang sulit untuk kami menyelesaikan pertengkaran. Hal itu malah menambah erat hubungan persahabatan. 

Beberapa hari menjelang kami akan melakasanakan ujian Try Out ke-3 Ujian Nasional (UN).

“tak sangka ya ujian semakin dekat,” ujar salah seorang sahabat saya

Saya pun membalas, "iya juga ya, tak terasa”.

Di saat ujian kami sudah selesai, jadi kami berencana untuk berenang. Kami ber-6 sepakat untuk berenang, namun ternyata ada salah seorang sahabat yang mendadak tidak bisa ikut. Hal itu membuat kami menjadi sedih. Padahal kami ingin sekali semuanya bisa ikut, tapi mau dikata apa lagi. Kami pun tetap melanjutkan pergi berenang dan tak lupa mengabadikan momen agar bisa dikenang.
Ada banyak momen yang kami lewati hingga akhirnya kami melalui UN. Seperti biasanya seusai UN, beberapa hari kemudian sekolah mengadakan acara perpisahan. Kami semua sedih, kami tidak sanggup untuk berpisah, tapi mungkin ini sudah takdir Tuhan untuk kami berpisah.

Di acara perpisahan itu tak sanggup ku menggambarkannya, walau semisal bersalaman dengan teman-teman dan ibu bapak guru.

“Untuk sahabatku jadilah sahabat yang baik. Jangan lupakan aku. Ku berharap kita akan berjumpa dan berkumpul lagi seperti dahulu,” itulah harapku.

Ditulis oleh: Maulidya, Siswi SMPIT Mahabbatul Haq