Advertisement
Millenial Batam Angkat Bicara Atas Munculnya Saling Klaim Kemenangan Pilpres 2019 |
Gudnyus.id - Hari pemungutan suara pemilu 2019 telah berlangsung 17 april 2019 lalu. Saling klaim kemenangan antar calon presiden pun terjadi sehari pasca pesta demokrasi berlangsung, Kamis (18/4).
Berawal dari pertemuan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin bersama pimpinan partai politik Koalisi Indonesia Kerja di Resto Plataran, Menteng. Usai pertemuan, Joko Widodo menggelar konferensi pers yang menyatakan kepercayaannya terhadap akurasi hasil quick count yang memenangkan dirinya sebesar 54,5 persen.
Baca juga: Percaya Akurasi Quick Count, Jokowi-Ma'ruf Amin Nyatakan Kemenangan
Tak lama berselang, capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga menggelar konferensi pers di Kertanegara untuk mendeklarasikan kemenangannya dalam Pilpres 2019. Prabowo meyakini berhasil unggul lebih dari 60 persen berdasarkan penghitungan real count.
Baca juga: Inilah Pidato Lengkap Deklarasi Kemenangan Prabowo-Sandi
Fenomena saling klaim ini ternyata mengundang keprihatinan dari kalangan millenial di kota Batam. Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Batam, Maulana Rifa'i. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap aksi saling klaim kemenangan. Menurutnya seharusnya seluruh peserta pemilu dapat tetap tenang dan saling menghargai.
"Saat ini saya sangat kecewa terhadap pesta demokrasi. Kecewanya karena apa? Kecewanya karena saling klaim kemenangan. Padahal kita tahu pemilihan umum ada panitia dan pihak berwajib yang bertanggung jawab menentukan siapa menang dan kalah," ujar Maulana.
Maulana mengatakan kedua kubu capres-cawapres tidak melakukan intervensi dan memberi kepercayaan kepada KPU agar bekerja lebih profesional.
"Tetap tenang, mari kita lihat nanti pengumuman dari KPU. Insya allah mereka bekerja profesional. Kita kawal saja. Jangan mengklaim survey, quick count atau data kita adalah yang paling benar," tegasnya.
Hal senada juga dirasakan oleh Ammar Al tsaqib, Aktivis Mahasiswa dari Politeknik Negeri Batam. Ia menilai pasca pemilu sebaiknya seluruh komponen bangsa saling menjaga persatuan dan merawat kebhinekaan.
"Saya pikir fenomena saling klaim kemenangan adalah sesuatu yang kurang tepat, karena bagaimanapun keputusan yang resmi adalah dari KPU. Hingga detik ini keputusan dari KPU belum keluar. Percaya KPU akan bekerja semaksimal dan sejujur mungkin," kata Ammar.
Menurutnya, sikap saling klaim kemenangan antar capres-cawapres diyakini akan berpengaruh terhadap hubungan masing-masing pendukung semakin panas.
"Saya mengajak semua untuk bersikap sabar, tidak saling fitnah, saling caci dan saling tuding. Mari bersama kita menunggu hasil KPU. Siapapun yang terpilih nanti adalah presiden kita bersama. Karena yang terpenting setelah pemilu ini adalah bagaimana kita kembali merawat kebhinekaan dan menjaga persatuan kita," tambah dia.
Sesuai dengan tahapan penghitungan suara pemilu 2019, ditargetkan penghitungan suara di TPS akan selesai pada tanggal 17-18 April 2019. Selanjutnya akan memasuki tahapan penghitungan di tingkat kecamatan selama 18 April hingga 1 Mei 2019. Tahapan penghitungan kemudian ke tingkat kota, provinsi hingga nasional yang akan berakhir tanggal 22 Mei 2019.